Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Sekolah, Ibu Dyah Sulistyawati, S.Pd., M.Pd., yang mengingatkan kembali bahwa perintah pertama dari Tuhan adalah "Iqro" (Bacalah). Beliau berharap lokakarya ini dapat menginspirasi para guru untuk semakin giat membaca dan menemukan cara-cara inovatif dalam meningkatkan pembelajaran di kelas.
Fokus utama dari lokakarya ini adalah pada penerapan praktis, dengan porsi 70% praktik dan diskusi, serta 30% teori. Kak Awe membagikan beberapa teknik kunci untuk membuat cerita menjadi lebih hidup dan menarik bagi anak-anak, terutama bagi siswa berkebutuhan khusus yang memerlukan pendekatan multisensori.
Salah satu teknik utama yang diajarkan adalah modulasi suara. Para guru belajar secara langsung bagaimana mengubah intonasi dan warna suara, mulai dari suara tinggi, sedang, hingga rendah, untuk membedakan karakter atau menggambarkan suasana dalam cerita. Selain itu, Kak Awe juga mendemonstrasikan penggunaan alat bantu sederhana seperti boneka tangan berbicara, menunjukkan bagaimana properti dapat secara efektif menarik fokus dan imajinasi anak.
Melalui lokakarya ini, para guru SLB Negeri 2 Yogyakarta mendapatkan wawasan dan perangkat baru yang sangat berharga. Harapannya, teknik-teknik mendongeng yang interaktif dan menyenangkan ini dapat menjadi jembatan untuk menumbuhkan kecintaan siswa terhadap buku dan dunia literasi.
Oleh: Tim Humas SLB Negeri 2 Yogyakarta