Dalam upaya memberikan pengalaman belajar yang bermakna, siswa SMPLB dan SMALB SLB Negeri 2 Yogyakarta mengikuti kunjungan industri ke Ganep Tradisi Solo pada pukul 09.00-11.00 WIB. Kunjungan ini bertujuan memberikan edukasi dan pengalaman praktis kepada siswa tentang proses produksi roti, sekaligus mengembangkan keterampilan sosial mereka.
Ganep Tradisi Solo sendiri merupakan produsen roti legendaris yang telah berdiri sejak tahun 1881 dan kini telah berusia 143 tahun. Nama "Ganep" yang berarti lengkap dan utuh, dianugerahkan langsung oleh Sinuwun Pakubuwono X. Perusahaan yang kini dipimpin oleh Laurensia Liona sebagai generasi keenam ini terkenal dengan produk Roti Kecik khas yang berbahan dasar beras ketan.
Selama kunjungan, para siswa mendapat kesempatan istimewa untuk terlibat langsung dalam berbagai aktivitas menarik. Mereka tidak hanya menyaksikan video sejarah berdirinya Ganep, tetapi juga mengamati proses pembuatan roti secara langsung. Yang lebih menggembirakan, siswa berkesempatan praktik membuat Roti Pisang dan Roti Sukade dengan bimbingan langsung dari tim Ganep.
Para siswa juga belajar aspek pengemasan produk dengan praktik melipat kardus roti. Sebagai kenang-kenangan yang bermakna, setiap siswa membawa pulang Roti Pisang dan Roti Sukade hasil karya mereka sendiri dalam kardus yang telah mereka lipat.
"Kunjungan industri ini diharapkan dapat memberikan pengalaman berharga tentang dunia industri dan meningkatkan kepercayaan diri anak-anak untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja setelah lulus nanti," ungkap Bu Nuri selaku Waka Kesiswaan. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar tentang proses produksi, tetapi juga mendapatkan inspirasi dan motivasi untuk mengembangkan keterampilan yang berguna bagi masa depan mereka.
Perjalanan panjang Ganep yang mampu bertahan hingga 143 tahun, meski pernah mengalami masa sulit seperti peristiwa penjarahan saat demonstrasi reformasi 1998, menjadi pembelajaran berharga bagi siswa. Filosofi Ganep yang "kuat tapi bekerja sesuai zamannya" memberikan inspirasi tentang pentingnya adaptasi dan ketahanan dalam menghadapi berbagai tantangan. “Kegiatan ini adalah salah satu upaya untuk mewujudkan visi sekolah yakni kemandirian. Mudah-mudahan semakin banyak pengusaha yang memberi kesempatan untuk penyandang disabilitas atau lulusan SLB sehingga bisa bekerja”, pungkas kepala sekolah Ibu Dyah Sulistyawati. (nar)