NqN5LWB7MGx5MWRcLGx5NGFcLDcsynIkynwbzD1c

Gerakan Literasi Sekolah ke Saloka Salatiga

BLANTERLANDINGv101
2388665784219781519

Gerakan Literasi Sekolah ke Saloka Salatiga

Rabu, 16 Oktober 2019
Pada hari ini, Rabu, 16 Oktober 2019, SLB N 2 Yogyakarta melaksanakan outing class ke Saloka Salatiga. Kegiatan ini merupakan salah satu program sekolah yang dilaksanakan setahun sekali. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan ini juga dalam rangka membudayakan Gerakan Literasi Sekolah.

Saloka kan taman bermain, apa kaitannya dengan Gerakan Literasi Sekolah?

Literasi tidak melulu pada kegiatan membaca dan menulis saja. Ada enam jenis literasi saat ini yakni literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, dan literasi budaya dan kewargaan. Saloka menyediakan taman bermain dengan konsep legenda Rawa Pening. Hal ini merupakan satu hasil budaya masyarakat Indonesia. Melalui budaya ini dapat diambil nilai-nilai akhlak untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa hal tersebut misalnya dengan  membaca nama-nama area yang diberi nama Balalantar, Kamayayi, SegaraPrada, Ararya, dan Pesisir. Aneka wahana juga diberi nama dalam bahasa Jawa seperti bengak-bengok, teka-teko, polah bocah, gonjang-ganjing, dsb.  Oleh karena itulah pada kesempatan ini peserta didik melaksanakan kegiatan literasi budaya dan kewargaan. 

Peserta didik berjumpa dengan pengunjung lain dari berbagai daerah. Mereka antri tiket, antri masuk lewat portal, antri menggunakan wahana, menjaga untuk tertib dan tidak mengganggu pengunjung lain, dan membuang sampah pada tempatnya. Dengan demikian mereka memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik. 

Oleh karena itulah sekolah mengangkat tema "Saya Anak Indonesia, Saya Bahagia". Rasa bahagia diperoleh dengan memahami dan memiliki pemaknaan yang mendalam. "Gerakan literasi terus kita jalankan agar para peserta didik maupun guru terus bertambah luas wawasannya. Dengan luasnya wawasan maka hati menjadi lebih lapang, pikiran menjadi lebih bijak dalam menghadapi aneka situasi di zaman ini." kata Ibu Tunzinah, kepala SLB N 2 Yogyakarta

Peserta didik menikmati aneka wahana seperti bianglala, komedi putar, permainan air, dll. Tak lupa juga mereka mengasah literasi sains mereka dalam wahana Galileo. Peserta didik belajar memahami keadaan alam dari zaman prasejarah hingga modern saat ini. Selain itu, dengan membaca aneka rambu, tanda-tanda peringatan, petunjuk jalan, dsb, berarti anak-anak telah melaksanakan literasi lalu lintas. Yang menarik dari kegiatan ini adalah ketika berinteraksi dengan pengunjung lain. Ada pengunjung yang merasa simpati dengan anak-anak difabel daksa. Akhirnya mempersilakan duluan dalam menggunakan wahana. Dengan demikian artinya pengunjung semakin menerima keberadaan anak difabel sebagai bagian dari warga Indonesia yang sama-sama memiliki hak dalam pemanfaatan fasilitas. 

"Alhamdulillah, anak-anak mengetahui tentang rambu-rambu tempat, tahu perkembangan zaman, praktik membaca nama-nama wahana, dan saling menghormati hak orang lain, dan semua bergembira", pungkas Ibu Tunzinah. Alhamdulillah (agz)









BLANTERLANDINGv101
Formulir Kontak Whatsapp×
Data Anda
Data Lainnya
Kirim Sekarang