.png)
Antusiasme para siswa begitu terasa saat memasuki ruang bioskop yang modern. Suasana riang penuh canda mewarnai momen sebelum film dimulai. Ada yang tertawa, saling berbisik, bahkan ada yang refleks menutup mata saat adegan seru muncul di layar lebar. Pengalaman ini menjadi bukti betapa film mampu menjadi media hiburan yang menyatukan.
Film yang diputar adalah "Siapa Dia", sebuah karya yang bercerita tentang seorang sutradara muda yang menemukan ide film musikal dari kisah cinta dan tragedi keluarganya di masa lalu. Melalui film ini, para siswa belajar tentang bagaimana sebuah ide film ditemukan, yang selanjutnya diangkat menjadi sebuah cerita dan film layar lebar. Setelah film selesai, Kak Rul dari YDFI membuka sesi diskusi singkat. Saat ditanya kesannya, Maulana, seorang siswa jenjang SMP, memberikan testimoni yang jujur dan menyentuh. "Filmnya bagus, tetapi... membuat menangis," ujarnya polos, yang menggambarkan betapa cerita film tersebut berhasil mengaduk emosi para penonton.
Di sisi lain, pengalaman ini juga menjadi momen refleksi penting bagi para guru. Mereka menyampaikan masukan langsung kepada penyelenggara bahwa meskipun acara ini luar biasa, fasilitas di dalam bioskop sendiri belum sepenuhnya inklusif. Tidak adanya Juru Bahasa Isyarat, "teman bisik", maupun jalur khusus kursi roda di dalam teater menjadi catatan penting. Testimoni dari para guru ini menjadi masukan berharga dalam perjuangan bersama mewujudkan bioskop yang benar-benar inklusif.
Kegiatan nonton bareng ini menjadi penutup rangkaian yang sempurna. Para siswa tidak hanya mendapatkan ilmu dan inspirasi, tetapi juga merasakan langsung pengalaman menonton di bioskop, sementara para guru memberikan kontribusi nyata untuk perbaikan aksesibilitas di masa depan.
Oleh: Tim Humas SLB Negeri 2 Yogyakarta
