Advokasi Pendidikan Berkebutuhan Khusus

Kamis, 08 Juni 2023 bertempat di Pendopo Kelurahan Patangpuluhan diselenggarakan kegiatan Advokasi Pendidikan Berkebutuhan Khusus. Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk menyosialisasikan pendidikan berkebutuhan khusus kepada masyarakat yogyakarta agar mereka memahami tentang Pendidikan Berekebutuhan Khusus yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta ini.

Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Bidang pendidikan khusus DIY, yaitu Ibu Tri Haryani, S.E.,MM., anggota DPRD Kota Yogyakarta, Bapak Dr. R. Stevanus C Handoko, S.Kom.,MM., Lurah Patangpuluhan, Bapak Achmad Asranur Arifin, S.I.P. MM,. Lurah Wirobrajan, Danramil Wirobrajan, Kepsek SD, SMP, SMA dan SLB Kota Yogyakarta.

Ibu Tri Haryani, S.E.,MM dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pendampingan ABK di sekolah inklusi akan terus ditingkatkan. Guru-guru sekolah luar biasa yang tidak memiliki dasar pendidikan luar biasa mendapatkan kesempatan untuk kuliah lagi sehingga akan menambah ilmu dan profesionalismenya. Tahun ini dinas pendidikan pemuda dan olahraga DIY telah memberikan beasiswa kepada 30 guru SLB non-PLB untuk kuliah ke-PLB-an di UNY selama satu tahun.

Dr. R. Stevanus C Handoko, S.Kom.,MM., menyampaikan bahwa fungsi anggota DPRD adalah membuat regulasi yang dibutuhkan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta. Perda nomor 3 tahun 2022 adalah regulasi teranyar terkait pendidikan berkebutuhan khusus. Anggota DPRD juga memiliki fungsi memastikan bahwa regulasi diimplementasikan dengan baik dan mendorong instansi kearah sana, sehingga dinas pendidikan memiliki keyakinan bahwa program dan anggarannya bisa dipertanggungjawabkan. Fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah juga menjadi tugas anggota DPRD. Pada akhir penyampaian beliau menyampaikan bahwa orang DIY apapun latar belakang dan kondisinya memiliki hak yang sama dalam pelayanan pemerintah daerah DIY.  Hal ini misalnya mendorong hak untuk mendapatkan akses pendidikan. Oleh karena itu DPRD mendorong kolaborasi antarwilayah.

Ibu Tri Winarsih, psikolog dari PLA DIY (Pusat Layanan Autis Daerah Istimewa Yogyakarta) menyampaikan edukasi tentang layanan yang tersedia di PLA DIY. Lembaga ini yang menyediakan praktisi ahli, dokter tumbuh kembang, psikolog, tim asesmen, terapis: perilaku, wicara, okupasi, dan fisioterapi. PLA juga menyediakan guru transisi bagi anak yang telah menjalani serangkaian terapi dan menunjukkan perkembangan yang signifikan. Masyarakat bisa memanfaatkan layanan di PLA dengan biaya yang gratis. PLA DIY beralamat di Jalan Sentolo-Nanggulan, Bantar Kulon, Bangun Cipto, Sentolo, Kulon Progo.

Terjadi dialog aktif tamu undangan kepada para narasumber. Siti Mutmainah, tamu dari PCA Wirobrajan, yang menanyakan tentang keterlambatan bicara cucunya yang berusia 2,5 tahun. Ibu Winarsih menjawab terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Faktor fisik dan lingkungan adalah faktor yang dominan. Anak perlu distimulasi melalui interaksi anak-anak sebayanya.

Ibu Nurani Candraningsih, wali dari ananda Purbandaru, menyampaikan tentang pengalaman perundungan yang telah dialami oleh anaknya ketika di sekolah. Ada pula berbagai pertanyaan seputar biaya pendidikan untuk anak di SLB. Ibu Tri Haryani, S.E.,MM menyampaikan bahwa biaya di sekolah negeri gratis. Kalau di sekolah swasta sesuai dengan kebijakan yayasan masing-masing. Ibu Nur Hasanah, kepala SLB N Pembina menambahkan bahwa di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 9 SLB negeri dan 71 SLB swasta sehingga keseluruhan ada 80 SLB. Masyarakat yang memiliki anak berkebutuhan khusus dapat menyekolahkan anaknya di sekolah terdekat dengan tempat tinggalnya.

Melalui kegiatan advokasi ini diharapkan semakin membuka wawasan tentang layanan berkebutuhan khusus. Dengan demikian masyarakat dapat mendapatkan layanan yang maksimal untuk anak berkebutuhan khusus.

Penulis : Agus Tri Yuniawan, S. Pd. I.

Editor : Ferry Arianto, A. Md.